Watermark pada foto penting untuk melindungi hasil karya kita |
ASSALAMUALAIKUM...
Apa kabar semua, semoga semua tetap sehat dan tetap happy walaupun kadang ada yang bikin kita kesal, iya kan?
Karena dalam hidup ini tak semua orang itu baik dan menghargai milik orang sebagaimana seharusnya.
Nah, karena udah lama banget mager dan nggak bikin tulisan, kali ini lagi nggak pengen bahas soal kebun lah ya.
Sebenarnya, blog ini bukan hanya membahas soal gardening saja. Saya pun belum terlalu pengen fokus menggarap niche itu.
Walaupun banyak pengalaman yang bisa dibagikan dalam hal berkebun, namun sebenarnya saya suka jika lebih fleksibel untuk membuat tulisan apa saja yang bermanfaat tentunya.
Kembali ke laptop, kali ini saya ingin membahas soal menghargai hasil karya sendiri. Salah satunya adalah karya fotografi.
Baca Juga :
Bunga Anggrek Susah Subur dan Botak? Coba Selamatkan dengan Cara Ini
DIY Membuat Vertical Garden Sederhana
Mengatasi Buah Berulat dan Busuk
Tahun lalu, suami membeli sebuah kamera DSLR yang diharapkan bisa digunakan untuk mendukung pengambilan foto saat liburan atau mengambil untuk foto-foto ilustrasi di blog (meski nge-blog masih belum kontinyu).
Sekarang ini, memang banyak kamera smartphone yang sudah canggih dengan resolusi tinggi, tapi tetap saja pengen punya kamera ini.
Membuat watermark lewat photoshop. foto by Rumah Bunga Neisha |
foto by Rumah Bunga Neisha |
Foto by Rumah Bunga Neisha |
Dibandingkan kamera smartphone, kamera ini memang akan lebih maksimal hasilnya jika digunakan dengan cahaya minim.
Bicara soal pengambilan foto, nggak mudah ternyata untuk menghasilkan sebuah foto yang bagus. Berkali-kali jepret namun kadang hasilnya nggak maksimal.
Saat melihat proses food photography bahkan lebih horor lagi karena harus menyiapkan berbagai properti dan pernak-pernik pemanis, menyiapkan bahan yang mau difoto, memmasak dulu itu pastinya!
Belum lagi butuh sebuah studio mini yang kadang harus dibuat dari papan tripek, menambahkan kayu-kayu usang untuk memunculkan kesan vintage pokoknya ribet liatnya.
Beruntung sekarang ini udah banyak dijual background semacam wallpaper yang memudahkan orang untuk memunculkan mood sesuai keinginan dalam hasil foto nantinya.
Sementara bagi suka dengan foto-foto nature, kebayang juga kan bagaimana mereka harus mencari obyek yang ciamik untuk dijepret. Bahkan ada yang rela untuk berguling-guling di rumput untuk bisa mengambil foto dari angle yang pas.
Sayangnya, semua usaha tersebut kadang nggak dihargai sama orang lain yang main comot aja foto tanpa izin dan tanpa permisi atau bilang Assalamualaikum. hihihi..
Tetiba main ambil, upload di blog atau media sosial tanpa menyebutkan sumber alias si pemilik foto. syukur-syukur dikasih backlink ke pemilik foto.
Saat ini, beberapa foto ilustrasi di blog saya memang masih mengambil dari internet, tapi sebisa mungkin diberikan sumbernya dengan mencantumkan backlink asal foto diambil.
Kalaupun nggak ada backlink saya akan sebutkan foto diambil dari google atau internet yang menandakan jika itu bukan foto milik saya. Ke depannya, pelan-pelan akan diganti semua foto-foto pakai foto sendiri.
Nah, karena di era media sosial ini sangat sulit mengendalikan orang untuk memahami harapan orang lain, makanya kita sebagai pemilik dan pemegang hak cipta (karena kan kita yang capek-capek jepret, mahal beli kamera, susah editing foto) wajib melindungi foto kita, minimal dengan membubuhkan watermark.
Sekilas, foto memang terlihat kurang cantik saat diberikan sentuhan watermark. Karena akan membuat foto jadi ada tulisannya.
Tapi, dengan sedikit trik sebenarnya, 'gangguan mata' akibat kehadiran watermark bisa diminimalkan, lho. Misalnya, dengan membuat tulisan transparan sehingga hanya terlihat samar-samar.
Apalagi, sekarang ini aplikasi editing foto sudah sangat mudah didapatkan dan di-download dari playstore. Yang bisa pakai photoshop juga bisa memanfaatkan fitur-fitur yang ada di dalamnya.
Intinya, yuk kita menghargai hasil karya sendiri. Kalau bukan kita siapa lagi...Itung-itung sekalian promosi nama kita lewat foto kan? hihihi..
Nah, kalau sama orang watermark nya di crop agar gambarnya tetap bisa diambil? Nah, itu kita serahkan sama Yang Maha Kuasa aja deh. wkwkwk...yang penting kita sudah berusaha untuk melindungi apa yang menjadi hak kita.
Salam blogger
Rumah Bunga Neisha
Foto-fotoku ada tuh yg di crop watermarknya. Saya biasanya naruh di pinggir supaya ga merusak keindahan fotonya. Trus pernah ada fotoku yg diambil dijadikan banner jualan, lalu saya bikin laporan ke DMCA . Dihpaus sama google. Tp klo foto yg dicrop saya sdh males ngurusnya. Belum lagi artikel2 berkebunku yg dicopas ah cape klo ngurusin lapor dmca, akhirnya saya ga mikirin dah drpd makan hati haha. Oh ya makanya saya pindah ke self hosted, blog jd bisa dipasang plugin anti copas :D .
BalasHapusIni juga baru mulai pasang watermark mbak. Sebenarnya gak terlalu suka pakai watermark. Kemarin2 foto ada juga yang diambilin orang dipakai jualan. Cuma saya sih GPP. Tapi gara2 lebih dari 200 artikel di copas diambil tanpa editing sama sekali sampai judul dan foto juga sama lama2 kesel juga. Udah dipasang Anti copas cuma ya masih juga ambilin artikel. Udah bikin Laporan ke DMCA tapi gak direspon. Makanya sekarang gak mau pusing. Oranh mencuri ntar pasti ada balasannya. Wkwkw...Setelah Googling memang gitulah resiko jadi blogger. Kita udah capek bikin tulisan orang enak aja mindahin tanpa permisi. Walau punya blog sejak 10 tahun lalu tapi kalau urusan teknis masih sangat awam hrs banyak belajar. Hihihi...
BalasHapus