Foto koleksi Rumah Bunga Neisha |
Assalamualaikum...
Apa kabar? Setelah lama udah nggak nulis di blog, mulai mikir mau nulis apa. Terlebih, sekarang ini udah nggak ngeliput di lapangan lagi.
Jadi rasanya makin sulit memposting tulisan hasil wawancara dari narasumber. (ngeles.com)
Tapi, harusnya itu bukan jadi alasan ya?
Soalnya sekarang ini banyak banget orang yang baik hati bersedia membagikan ilmu tentang apa saja. Baik itu tentang masak memasak, berkebun, dan banyak lagi.
Tinggal googling, ikutan grup di facebook banyak informasi yang bisa didapat.
Dan kalau mau copas untuk blog pribadi, tentunya harus izin atau tetap mencantumkan sumber aslinya lho ya.
Kan biar yang punya tulisan aslinya makin banyak pahala karena banyak berbagi ilmu. Betuul nggak??? ^_^
Bicara soal hobi, sekarang ini saya dan suami lagi suka tanam buah dalam pot alias tambulapot.
Ukuran halaman yang minim membuat kami memutuskan untuk menanam pohon buah-buahan di pot saja.
Kalau dulu, banyak ditanam aneka bunga, makin hari bunganya makin tergusur.
Walau masih ditanam tapi sudah digeser ke luar pekarangan alias dipinggir pagar luar rumah.
Jenis buah yang kami tanam pun beragam mulai mangga, jambu air (ada tiga jenis), kelengkeng (ada dua pot), rambutan, serikaya juga jeruk sunkist.
Bibitnya pun jauh dibawa dari Jogja ke Batam. (hihihi...kurang kerjaan ya). Abis, harga di sana murah-murah banget jadi gemes pengen bawa semua.
Sampai-sampai over bagasi waktu naik pesawat.
Meski belum menghasilkan buah, karena belum setahun ditanam, tapi Alhamdulillah tumbuhnya lumayan subur.
Bahkan, jeruk sama serikaya sudah mulai berbunga walau masih rontok waktu keluar buah kecilnya. Yah, anggap aja itu latihan buat mereka untuk berbuah. ^_^
Nah, kalau tambulapot yang udah lama ditanam udah ada juga yang berbuah:
Foto koleksi Rumah Bunga Neisha |
Ini buah jambu air sama buah mangga dalam pot yang mulai setor buah. Kalau yang lainnya masih malu-malu....:) |
Biar cepat menikmati hasil tambulapot, kayaknya memang harus banyak-banyak belajar dari ahlinya ya.
Bagi yang pengen tanam buah dalam pot, ini ada informasi yang oke banget dari grup FB Belajar Tambulapot (sudah sedikit saya edit ya, biar lebih singkat)
SEBENARNYA, rahasia agar buah dalam pot alias tambulapot rajin berbuah adalah pemberian nutrisi yang mencukupi.
Mengingat medianya cukup terbatas, tanaman ini jelas saja harus mendapat asupan nutrisi yang cukup.
Beda dengan tanaman di tanah yang akarnya bisa mencari nutrisi dengan jangkauan lebih jauh.
Menurut Windiartaji, praktisi tanaman buah, kunci perawatan tabulampot terletak pada pemberian nutrisi atau pupuk yang tepat.
Pembeli juga harus mengenal jenis tanaman yang dipotkan.
Tabulampot tanaman semusim seperti jambu dan jeruk akan berbuah terus menerus, sedangkan tanaman tahunan semacam lengkeng dan mangga akan mengalami masa istirahat sebelum mulai berbuah lagi.
Sehingga, tanaman semusim karena berbuah terus menerus, perlu dipupuk secara kontinu.
- Setiap bulan pada minggu pertama, berikan pupuk daun semprot
- Minggu kedua berikan pupuk kocor
- Minggu ketiga disemprot pestisida. Begitu seterusnya.
- Dua atau tiga bulan sekali berikan pupuk anorganik, seperti NPK. Dosisnya tergantung besarnya tanaman. Sekitar 1 sampai 3 sdm per pot.
- Selanjutnya, saat mulai berbunga, tanaman dipasok pupuk dengan kandungan kalium tinggi seperti KNO3.
Setelah semua buah habis dipanen, segera masukkan pupuk organik seperti pupuk kandang yang mengandung N tinggi.
Pupuk langsung diberikan, jangan ditunda, tanaman bisa stres karena nutrisinya diambil semua untuk pembentukan buah.
Pemberian pupuk organik ini berfungsi menetralisir residu dari bahan kimia.
Kalau beli dari pedagang menggunakan perangsang buah seperti paklobutrazol dan potassium chlorate (KCl), ini kimia keras dan residunya kuat.
Jadi harus diberikan air yang cukup, dan pupuk yang ‘dingin’. Ya pupuk organik tadi
Pilihan pupuk organik di pasaran sebenarnya cukup baik.
Namun, Aji menyarankan untuk memilih pupuk organik dari kotoran domba yang masih basah. Alasannya, kandungan unsur haranya masih utuh.
Selain itu, urin domba juga mengandung auksin (hormon tumbuh) yang baik untuk perakaran tanaman. Akan lebih baik lagi jika pupuk organik itu dibuat sendiri.
Caranya cukup sederhana:
Campurkan 120 kg atau 4 karung pupuk kandang
Satu drum besar kotoran domba basah
¼ drum besar air
Satu liter bakteri fermentasi seprti EM4
2 kg molasis atau gula pasir
Satu liter auksin cair.
Semuanya difermentasikan selama dua minggu, sambil sesekali diaduk.
Saat digunakan, satu gayung pupuk dicampur dengan 5 liter air, baru dikocorkan ke tanaman.
Memasuki bulan ketiga, tanaman perlu diberikan pupuk dengan kandungan fosfor (P) dan kalium (K) yang tinggi untuk merangsang pembungaan.
Biasanya menggunakan NPK.
“Untuk tanaman tahunan, memang perlu dikombinasikan antara pupuk organik dan anorganik. Tapi berikan pupuk anorganik yang nonresidu, sesuai dosisnya. Jangan sampai pada masa pembungaan diberikan pupuk organik, ya nggak mau berbuah,” jelas Aji.
Tahapan selanjutnya, setelah terbentuk pentil buah, berikan pupuk dengan kandungan K dan asam amino yang tinggi. Ini untuk mencegah kerontokan pentil buah dan mutu buah yang terbentuk juga akan bagus.
Memasuki masa pembesaran buah, masukkan pupuk anorganik masih yang mengandung K dan asam amino tinggi, ditambah pupuk bermagnesium (Mg) tinggi.
Kandungan Mg ini dibutuhkan untuk pembentukan gula buah, buah tidak menjadi mengkal, dan tidak pecah-pecah.
Hal lain yang harus diperhatikan agar tambulapot rajin berbuah adalah perhatikan media tanam dan suplai air.
Media tanam yang baik diaduk dari tanah, pupuk organik, dan sekam bakar. Komposisinya bisa 60:40:20 atau 40:30:30.
Tanah yang baik adalah yang subur, gembur, dengan pH netral sekitar 6—7. “Usahakan pakai tanah yang diambil dari bawah pohon bambu.
Bambu itu banyak unsur makro dan mikronya, (kandungan) humusnya juga tinggi.
Jadi untuk tabulampot, gunakan tanah di bawah bambu,” kata alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor ini.
Bahan pot tabulampot yang baik terbuat dari keramik.
Bahan keramik membuat tanah menempel pada pot sehingga perakaran tanaman juga akan terbentuk dengan baik.
Dengan begitu, tanah di dalam pot tidak akan mengumpul di tengah dan mengeras.
Tanah juga tidak terlalu lembab akibat cacing.
Untuk menjamin sirkulasi air tetap baik, bagian bawah pot dilubangi sebanyak 5 buah.
Lubang tersebut lalu ditutup pecahan genteng.
Pedagang banyak yang menggunakan styrofoam untuk menutup lubang, tapi hal itu akan menyebabkan lubang tersumbat sepenuhnya, tidak ada aliran air maupun udara yang dibutuhkan tanaman.
“Kalau pakai genteng ‘kan lubangnya tidak mati, masih ada sela udara sedikit. Sirkulasi airnya juga akan lancar. Media tanam pun akan terjaga kelembapannya,” tuturnya.
Jika media tanam dan pot sudah terpenuhi, tinggal bagaimana kita menjaga kondisi media agar selalu sesuai kebutuhan tanaman.
Kelembapan tanah yang terjaga dengan baik akan percuma jika kemasaman atau pH tanah tidak sesuai kebutuhan tanaman.
Keasaman ideal bagi tanaman adalah 6—7 atau netral. Tanah yang berasal dari daerah industri biasanya terlalu asam atau pH 4—5.
Untuk menjaga pH tanah tetap dalam kisaran netral, yang paling sederhana dilakukan adalah menambahkan kapur pertanian (kaptan).
“Jika pH tanah sudah bagus, apapun tanamannya pasti akan bagus, diberi pupuk juga akan terserap dengan sempurna,” kata ayah tiga anak ini.
Jadi, dengan pemberian nutrisi dan perawatan yang tepat, Anda bisa mendapatkan tabulampot yang rajin berbuah tepat waktu. Semua tergantung kedisiplinan dan ketelatenan sang pemilik. (*)
Tanaman yang ditanam di pot inshaa Allah rasanya tetap manis sesuai indukan tanaman. Saya punya beberapa pohon buah di pot semuanya manis. Ada mangga Thailand, jeruk sunkist lokal, jambu air dan juga jambu biji merah. semuanya manis cuma memang jumlah buahnya tak sebanyak kalau ditanam di tanah....:)
BalasHapus