grafis by : www.freevector.com |
Saat berpindah kerja, terkadang ada hal-hal yang tidak kita duga sebelumnya. Baik dari sisi lingkungan kerja maupun teman kerja. Hal itu wajar karena setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Lantas bagaimana bila lingkungan kerja yang kita masuki berisi orang-orang dengan usia yang jauh lebih tua dari kita bahkan setara dengan bapak kita dengan masa kerja yang jauh lebih lama? Apa yang harus kita lakukan agar kehadiran kita sebagai anak baru tidak dipandang sepele sebagai efek senioritas?
Apalagi, kalau kualifikasi yang kita miliki telah membawa kita pada jabatan yang membawahi kalangan senior. Bila tidak hati-hati dalam bersikap, bisa-bisa kehadiran kita justru menjadi 'musuh' bagi orang lama.
"Saat kita memasuki lingkungan kerja baru, penting untuk melihat dan memahami culture atau budaya departemen yang kita masuki. Setelah budaya level departemen dikuasai baru meluas ke area divisi dan perusahaan. Pengenalan culture ini penting untuk menghindari kesan upnormalitas," jelas Rostina Tonggo Morito, HR Consultant dan Praktisi di PT Tunaskarya Indoswasta Batam.
Pemahaman budaya yang berlaku diyakini mampu meminimalkan munculnya konflik yang bisa terjadi. Apalagi, bila kehadiran kita sudah langsung menempati jabatan tertentu yang membawahi kalangan senior yang notabene sudah lama bekerja di perusahaan bersangkutan.
Baca Juga :
Hadapi Pembunuhan Karakter dengan Bijak
Jangan Remehkan Penampilan saat Bekerja
Pengen Dapat Promosi? Cari Tahu Dulu Persyaratannya
"Dalam dunia kerja ada kecenderungan sikap tidak menyukai perubahan. Apalagi, bila perubahan dilakukan secara ekstrim dan dilakukan oleh orang baru. Jika hal tersebut terjadi, akan timbul upaya resistensi dari orang lama yang bisa menentang perubahan tersebut," jelas Rostina.
Hal lain yang harus diperhatikan saat memasuki lingkungan baru apalagi yang dipenuhi kalangan senior adalah jangan menggunakan budaya dari perusahaan lama. Sebab, setiap perusahaan memiliki budaya, karakter dan orang yang berbeda-beda. Sehingga, saat budaya baru diterapkan sudah pasti akan memunculkan resistensi. Meskipun orang yang menerapkan budaya baru tersebut adalah seorang atasan.
"Cara lain yang bisa ditempuh agar kehadiran kita dalam lingkungan baru bisa diterima adalah dengan mendekati orang yang dituakan. Bila orang yang dituakan ini sudah bisa kita pegang, maka membangun relasi dengan karyawan lain akan jauh lebih mudah," jelasnya. (*)
Hindari Sikap Menggurui dan Sok Tahu
SETIAP orang pasti senang mendapatkan jabatan yang membawahi banyak orang. Sebab, bagaimanapun juga seorang pemimpin memiliki nilai plus sebagai pembuat kebijakan.
Bagi seorang pemimpin yang sudah senior di sebuah perusahaan, hal tersebut tentu bukan hal yang sulit. Sebab, sebagai seorang senior biasanya sudah menguasai wilayah kerja yang dibawahinya.
Lain ceritanya bila Anda adalah seorang pemimpin yang masih baru tapi memiliki bawahan orang dengan usia yang jauh lebih tua. Sebab, meskipun sebenarnya kemampuan intelektual yang Anda miliki bisa dikatakan jauh lebih tinggi, tapi bukan berarti faktor senioritas bisa diabaikan.
"Meskipun kita berperan sebagai pemimpin dan memiliki kemampuan intelektual tinggi, jangan sekali-kali mencoba menggurui oranglain terutama kalangan senior. Sebab, tindakan ini hanya akan membuat orang enggan melihat pada kita. Jangankan patuh pada perintah, untuk melihatnya saja sudah enggan," jelas Rostina Tonggo Morito, HR Consultant dan Praktisi di PT Tunaskarya Indoswasta Batam.
Tindakan lain yang harus dihindari adalah jangan bersikap sok tahu dalam hal pekerjaan. Hal ini bertujuan untuk menghargai para senior yang telah lama bekerja di perusahaan tersebut. Sehingga, saat bekerja sebisa mungkin libatkan para senior atau bahkan bersikap seakan-akan Anda minta dituntun oleh para senior. Meskipun posisi mereka adalah bawahan kita.
"Dengan melibatkan para senior kita juga bisa mendapatkan masukan yang bisa membantu kinerja kita di kemudian hari," jelasnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan komentar Anda