www.talkmarkets.com |
Dan dalam menghadapi setiap musibah, misalnya kecelakaan, sakit, atau usaha bangkrut, dana merupakan salah satu hal penting yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan.
Artinya, jika seseorang tidak siap dengan dana cadangan ataupun dana tabungan, bisa dibayangkan bagaimana sulitnya mencari sumber dana untuk mengatasi persoalan yang terjadi.
Begitu juga saat seorang pekerja harus kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber penghasilan keluarga.
Misalnya karena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau karena pekerja yang bersangkutan keluar (resign) dari pekerjaannya.
Masa senggang yang terjadi antara waktu keluar dari pekerjaan hingga mendapatkan pekerjaan baru pasti akan membutuhkan dana sebagai biaya hidup sehari-hari.
Dan biaya hidup tersebut bisa diambilkan dari dana cadangan.
"Jika pekerja keluar karena PHK masih bisa tertolong dengan pemberian uang pesangon dari perusahaan. Meskipun sebenarnya tidak akan bisa sepenuhnya mencukupi. Lantas bagaimana jika pekerja keluar karena kemauannya sendiri, pesangon yang dapat dijadikan biaya hidup tak akan didapatkan. Sehingga, ketersediaan dana cadangan sangat penting," kata Riginoto Widjaya, Praktisi Keuangan Kota Batam.
Tidak tersedianya dana cadangan juga bisa mengganggu investasi yang dimiliki seseorang.
Misalnya tabungan yang seharusnya digunakan untuk membeli barang impian seperti mobil, alat elektronik dan sebagainya, bisa saja terpakai saat terdesak lantaran tak punya dana cadangan.
Kalau sudah begitu, impian mendapatkan sesuatu akan semakin jauh dari angan-angan.
Mengenai besarnya dana yang harus disiapkan sebagai dana cadangan, hal tersebut cukup fleksibel tergantung kondisi riil di lapangan.
Mulai dari kestabilan pekerjaan seseorang hingga kemampuan orang bersangkutan mencari pekerjaan kembali setelah kehilangan pekerjaan lama.
Hanya saja, para pakar selalu menyarankan besarnya dana cadangan minimal enam kali dari pengeluaran bulanan seseorang.
Jumlah tersebut bisa diperbesar atau diperkecil sesuai tingkat kestabilan pekerjaan seseorang. Jika posisi pekerjaan belum stabil ada baiknya menambah jumlah dana cadangan hingga 12 kali pengeluaran rata-rata per bulan.
"Kemampuan diri atau daya saing seseorang juga menjadi faktor penentu besarnya dana cadangan yang dibutuhkan. Bila yang bersangkutan memang merasa mampu cepat mendapatkan kembali pekerjaan baru setelah keluar dari yang lama, maka dana cadangan bisa diperkecil. Sebab, pekerjaan baru akan memberikan sumber penghasilan pengganti yang lama," jelasnya. (*)
Bisa Ditabung atau Investasi Jangka Pendek
MENGINGAT dana cadangan merupakan dana yang memang dialokasikan sebagai biaya saat darurat atau emergency, cara penyimpanannya pun harus dilakukan dalam bentuk yang mudah ditarik sewaktu-waktu.
Sebab, bila dana tersebut dijadikan modal investasi jangka panjang, bisa-bisa saat dibutuhkan dana justru tidak tersedia dengan cepat.
"Cara efektif untuk menyimpan dana cadangan adalah dalam bentuk tabungan. Sebab, tabungan cukup mudah ditarik sewaktu-waktu. Kalau ingin mendapatkan sedikit keuntungan, investasi dalam bentuk deposito juga dapat dijadikan alternatif," ujar Riginoto Widjaya, Praktisi Keuangan Kota Batam.
Selain tabungan serta deposito berjangka, Reksa Dana Pasar Uang, obligasi pemerintah, serta Sertifikat Bank Indonesia bisa juga menjadi pilihan.
Sebab, jenis investasi ini juga relatif aman dan memiliki jangka waktu investasi pendek.
Hanya saja, dengan tingkat suku bunga yang turun terus, orang seringkali tergoda untuk menempatkan dana cadangan ini ke dalam investasi berisiko tinggi, itulah sebabnya orang sulit membentuk dana cadangan.
Karenanya, sebisa mungkin jangan sampai tergoda menggunakan dana cadangan untuk kepentingan lain di luar kepentingan mendesak.
"Investasi melalui pembelian emas bisa juga menjadi alternatif. Dan jika suatu saat membutuhkan dana segar secara cepat, dapat menggadaikan emas tersebut sebagai sumber dana. Hanya saja, bila jumlah emas yang dimiliki cukup banyak sebaiknya disimpan menggunakan jasa bank," katanya. (*)
Tips Menyimpan Dana Cadangan
SELAIN menyediakan dana yang akan dialokasikan sebagai dana cadangan, masih ada lagi yang harus dilakukan yakni memilih tempat menyimpan dana tersebut.
Sebab, bila pemilihan lokasi penyimpanan kurang benar, kita sendiri yang akan mengalami kesulitan saat membutuhkan dana tersebut seaktu-waktu.
Nah, apa saja sebenarnya yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi investasi dana cadangan? Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:
1. Perhatikan jangka waktunya.
Simpanlah dana cadangan Anda hanya pada investasi dengan jangka waktu yang pendek misalnya jangka waktu satu tahun.
2. Perhatikan biaya-biayanya.
Menyimpan dana di bank mungkin paling rendah biaya administrasinya, namun harus diperhitungkan pula potongan pajaknya. Reksa Dana Pasar Uang dan produk pasar uang lainnya biasanya juga dikenakan biaya pembelian, penjualan kembali, dan management fee. Semakin rendah biayanya tentu semakin baik karena tidak akan mengurangi return investasi terlalu banyak.
3. Perhatikan risiko kreditnya.
Tabungan, deposito, SBI, dan obligasi pemerintah jangka waktu 3 bulan, mempunyai tingkat risiko gagal bayar yang rendah. Kondisi ini jelas lebih baik daripada investasi berbentuk surat berharga yang dikeluarkan suatu perusahaan swasta yang sedang bermasalah baik dalam bentuk commercial paper maupun obligasi dengan jangka waktu yang sama. Mereka bisanya menjanjikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, namun risikonya juga lebih tinggi.
4. Sesuaikan jumlah dana dengan kondisi ekonomi.
Maksudnya adalah jumlah dana cadangan jangan terlalu kecil juga jangan terlalu besar. Dan jumlah yang ideal adalah sebesar 6 kali pengeluaran keluarga perbulan. Jika pekerjaan atau penghasilan belum stabil sebaiknya jumlah dana cadangan diperbesar.
Misalnya 12 kali pengeluaran keluarga perbulan. Suatu saat dana cadangan ini terpakai maka isilah kembali sampai targetnya tercapai, setelah target tercapai berhentilah. Begitu seterusnya. (berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan komentar Anda