freepik.com |
WASPADAI BAHAYA PENYAKIT ASAM URAT DAN CARA MENCEGAHNYA
PENYAKIT asam urat tinggi atau biasa disebut uric acid yang awalnya hanya dikenal di kalangan "the have" ternyata sudah banyak ditemukan di berbagai kalangan.
Ngerinya, penyakit yang bisa berdampak pada kerusakan sendi hingga gagal ginjal ini banyak tak disadari oleh penderitanya.
"Tingginya kandungan asam urat terkadang tidak disadari oleh penderitanya. Baru setelah muncul komplikasi seperti terjadinya gagal ginjal atau kerusakan sendi, penderita yang bersangkutan menyadari bahwa dirinya telah terkena asam urat tinggi," ungkap dr Arif Koswandi SpPD, spesialis penyakit dalam atau internist Rumah Sakit Awal Bros Batam.
Menurut dr Arif, sebelum seseorang terkena dampak tingginya kandungan asam urat dalam tubuh sebaiknya di usia 40 tahunan, seseorang melakukan cek up atau cek darah.
Sebab, kepastian kandungan asam urat hanya bisa diketahui melalui tes darah.
"Jika kita sudah mengetahui kandungan asam urat dalam tubuh, kita akan bisa langsung melakukan tindakan secara cepat dan tepat sebagai langkah pengobatan. Sehingga penyakit yang diderita nantinya tidak akan semakin parah," terang dr Arif.
Langkah antisipatif lain yang bisa diambil untuk mencegah terkenanya asam urat tinggi adalah dengan menjalankan pola hidup sehat serta menjauhi makanan yang mengandung purin tinggi.
Misalnya jeroan, ikan sarden, kerang, kacang-kacangan, kol, buncis, dan sebagainya.
"Agar asam urat dalam tubuh tidak tinggi, seseorang harus melakukan diet purin atau mengonsumsi makanan rendah purin. Menu rendah purin hanya kira-kira 100 hingga 150 miligram purin per hari atau seperenam menu purin normal. Sebab, bila kandungan purin meningkat secara otomatis akan meningkatkan kandungan asam urat dalam tubuh," katanya.
Peningkatan asam urat dalam tubuh itu sendiri bisa diakibatkan oleh dua hal yakni produksi yang meningkat atau pengeluaran dari badan yang berkurang.
Jika seseorang mengalami satu di antara dua penyebab tersebut, maka kandungan asam urat dalam tubuh akan meningkat.
Jika jumlah asam urat dalam tubuh meningkat baik karena produksi yang meningkat atau pengeluaran dari badan yang berkurang, maka kelebihan asam urat dalam tubuh tidak akan tertampung dan terolah seluruhnya oleh tubuh.
Kelebihan itu akhirnya menumpuk pada sendi dan jaringan. Bila dibiarkan berlanjut timbunan asam urat itu akan mengganggu kesehatan organ tubuh bersangkutan.
Sebab, produksi asam urat yang berlebihan (hyperuricaemia) berisiko tinggi terhadap beberapa gangguan seperti penyakit artritis gout, batu ginjal, kerusakan ginjal, serta tekanan darah tinggi.
Gangguan artritis gout merupakan salah satu jenis rematik (ada lebih dari 150 jenis artritis). Kelainan metabolik ini kebanyakan menyerang sendi-sendi perifer atau tunggal. (*)
Penderita Over Weight Lebih Beresiko
BILA Anda merupakan orang yang menderita over weight sebaiknya berhati-hati.
Sebab, tubuh yang gemuk lebih beresiko terkena asam urat tinggi yang bisa juga berdampak pada kesehatan organ tubuh lainnya seperti , batu ginjal, gagal ginjal atau nyeri sendi atau gout.
"Tingginya resiko asam urat tinggi pada penderita over weight tersebut disebabkan oleh timbunan lemak dalam tubuh. Sebab, lemak-lemak tersebut akan mengurangi ekskresi atau pengeluaran asam urat dalam tubuh yang secara otomatis akan meningkatkan penimbunan asam urat dalam tubuh," ungkap dr Arif Koswandi SpPD, spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Awal Bros Batam.
Karenanya, salah satu cara menurunkan resiko tersebut adalah dengan cara menurunkan berat badan tubuh serta melakukan diet rendah purin.
Jika berat badan berkurang, diharapkan ekskresi atau pengeluaran asam urat dalam tubuh akan lebih lancar.
Cara lain yang disarankan untuk mengurangi kandungan asam urat dalam tubuh adalah dengan banyak minum air putih.
Dengan catatan, yang bersangkutan tidak sedang menderita jantung, gagal ginjal, dan sebagainya.
Sebab, konsumsi banyak air putih bisa memperburuk derita penyakit tersebut.
Faktor lain yang bisa menjadi pencetus tingginya kandungan asam urat dalam tubuh adalah derita gagal ginjal, kanker, serta faktor genetik atau bawaan sejak bayi.
Untuk faktor genetik ini resiko munculnya komplikasi akibat tingginya asam urat semakin besar.
Sementara gagal ginjal dan kanker menjadi pencetus karena penyakit ini membuat kemampuan pengeluaran asam urat dari tubuh terganggu. (*)
Pembengkokan Sendi Harus Dioperasi
SALAH satu dampak peningkatan kandungan asam urat dalam tubuh adalah pembengkokan sendi. Dan jika dibiarkan dapat mengakibatkan kerusakan sendi atau bahkan cacat sendi.
Hal itu terjadi karena kelebihan asam urat dalam tubuh lama kelamaan membentuk kristal urat yang jika dilihat di bawah mikroskop kristal urat menyerupai jarum-jarum renik.
Jarum urat yang menumpuk, mengendap di sendi, otot, atau jaringan ikat lama kelamaan akan melukai dan merusak sendi. Rasa sakit yang ditimbulkan adalah nyeri seperti tertusuk-tusuk.
"Jika penumpukan dibiarkan berlanjut maka akan terjadi perubahan bentuk sendi. Jika sudah begitu, satu-satunya cara menyembuhkannya hanyalah melalui operasi atau pembedahan," terang dr Arif Koswandi SpPD, spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Awal Bros Batam.
Menurut Arif, sendi yang berpotensi menjadi lokasi pengendapan kristal urat biasanya adalah sendi yang kecil-kecil.
Misalnya sendi ruas jemari tangan atau kaki, sendi jempol kaki, siku, lutut, punggung kaki, tumit, dan daun telinga.
Karenanya tak mengherankan bila bagian-bagian tersebut kadang membengkak dan terasa nyeri seperti terkena derita rematik.
Tumpukan asam urat juga membentuk benjolan yang disebut tophi. Benjolan dapat ditemukan di tulang rawan, jaringan otot, atau di ruang sendi.
Tophi di kaki bisa pecah dan mengeluarkan serbuk tepung urat. Tophi kerap terbentuk di daun telinga dan saluran ginjal (microtophi).
Dampak lain penumpukan asam urat pada sendi adalah derita encok gout.
Berbeda dengan encok biasa, encok gout memilih sendi tertentu dan biasanya tidak simetris kiri dan kanan.
Dari sisi waktu serangan juga berbeda dengan encok biasa. Sebab, serangan encok gout biasanya terjadi di malam hari.
Meski sama-sama bengkak, merah meradang, nyeri tekan, tapi hasil laboratoriumnya beda. (*)
Makanan yang Harus Dihindari:
1. Minuman fermentasi dan mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur, tape, dan tuak.
2. Seafood khususnya udang, kerang, remis, tiram, kepiting
3. Makanan kaleng seperti sarden atau kornet sapi
4. Jeroan seperti hati, ginjal, jantung, otak, paru, limpa, usus,
5. Buah-buahan tertentu seperti durian, alpukat dan es kelapa.
Sebaiknya Konsumsi Dikurangi:
1. Ikan, daging kambing, daging ayam, daging sapi,
2. Tempe, emping, kacang, oncom,
3. Sayuran tertentu seperti brokoli, bayam, kangkung, kol dan tauge.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan komentar Anda